Artikel Terbaru

Selasa, 31 Juli 2012

Monster Penghancur Karakter

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq, Kota Bandung
-->


-->
Pornografi merupakan industri yang dibenci namun ternyata tidak sedikit pula konsumennya. Menurut data statistik tahun 2006 total pendapatan dunia dari bisnis ini adalah 97.06 milyar dolar atau setara dengan 886 trilyun rupiah. Trend statistik ini akan cenderung terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan tumbuh suburnya penyedia layanan internet berkapasitas bandwint besar. Hal ini memudahkan proses upload dan download berbagai macam pilihan format film. Seperti DVD, VCD, MPEG, 3GP, AVI, WMA, MOV, WMV, 3G2, MP3, dan MP4. Yang mengerikan tayangan haram ini bisa diputar melalui fasilitas video player di handphone yang biasa anak-anak kita bawa ke sekolah.
Dalam hal pemberantasan terorisme, Indonesiatelah memiliki Detasemen Khusus (Densus) 88 yang reputasi dan prestasinya telah diakui dunia. Dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah lama menunjukkan taringnya. Walaupun badai pelemahan KPK tampak belum juga mereda. Dalam memberantas kejahatan narkotika, psikotropika dan obat terlarang (Narkoba), pemerintah memiliki Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun pemerintah belum memiliki Densus, komisi atau badan yang secara khusus memerangi pornografi. Mungkin pertanyaannya Densus, Komisi atau Badan Khusus seperti apa yang sanggup memerangi sesuatu yang telah lama menjadi barang koleksi sebagian warga negara. Sekedar merumuskan Rancangan Undang-Undang Pornografi saja, para wakil rakyat kita masih terbata-bata seperti anak TK (Taman Kanak-kanak). Tampaknya mereka masih sibuk dengan hawa nafsunya sendiri. Galau bila kesenangannya dikekang pasal-pasal hukum pidana.
Pornografi sama berbahayanya dengan terorisme, korupsi dan narkoba. Karena bisa memicu tindak kejahatan, pemiskinan, hingga disorientasi mental dan moral bagi segala lapisan umur, pendidikan dan status masyarakat. Menurut situs Topreviews.com Indonesiaadalah pengakses internet peringkat ketujuh dunia dalam penggunaan kata kunci �sex� pada search engine. Hasil survey ini mengindikasikan bahwa masyarakat kita memiliki curiosity yang luar biasa besar pada tayangan esek-esek. Bagi industri pornografi, ini merupakan peluang untuk menggemukkan pundi-pundi keuntungannya. Majalah Playboy telah menyadari potensi ini sejak beberapa tahun yang lalu. Walau mendapat aksi protes dari salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam tapi mereka bergeming dan memindahkan kantornya dari Ibukota Negara ke pulau dewata.
Pornografi berkontribusi dalam pemiskinan warga Negara. Uang berjumlah besar hanya berputar di sekitar aktivitas download files di internet saja. Saya ambil contoh ketika video mesum seorang anggota DPR dengan artis dangdut merebak. Search Engine seperti Google dan Yahoo mencatat setiap harinya tidak kurang 50.000 pengakses internet di Indonesiamencari files dengan kata kunci nama artis dangdut tersebut. Namun rekor terbanyak dipegang oleh Youtube. Tercatat hanya dalam beberapa hari 19,6 juta pengguna internet telah mendownload video mesum ini sebelum akhirnya diblokir. Bila dimisalkan biaya sekali downloadfile ini menghabiskan Rp. 1000. Maka total uang warga negara yang menguap sia-sia diperkirakan Rp.19,6 milyar. Angka ini akan semakin membengkak karena menurut situs freeserver, rata-rata 10.000 pengguna mendownload file ini setiap harinya. Dan angkanya akan semakin membesar ketika pengguna mendownload files haram lainnya.
Mengkonsumsi tayangan pornografi menstimulasi pemirsanya untuk meniru hal yang sama seperti yang disaksikannya. Dr. Jenning Bryant melakukan studi kepada 600 pelajar pria dan wanita di sekolah menengah atas dan universitas di Amerika Serikat. Dia menemukan bahwa 91 persen pria dan 82 persen wanita telah mengenal dan mengkonsumsi materi pornografi kategori X-Rateddan Hardcore! Sebanyak 60 persen Pria dan 40 persen wanita mengatakan, ingin melakukan apa yang mereka lihat (Soniset. 2007).
Para addicttontonan asusila menganggap penyimpangan seksual yang disaksikannya sebagai variasi dalam berhubungan badan. Fenomena seks pra nikah dipandang sebagai manifestasi gayahidup dan kebebasan berekspresi masyarakat demokratis. Keperawanan adalah mitos kuno, hamil di luar nikah adalah kesialan. Aborsi adalah solusi untuk meneruskan happy-happy. Naudzubillah. Dr. Jenning Bryant berkomentar,�Pornografi dapat menghilangkan nilai moral dalam diri individu. Mengakibatkan kehilangan rasa percaya (religi), melupakan keluarga, melupakan komitmen, melupakan cinta, dan melupakan ikatan pernikahan. Pornografi membentuk jiwa hedonisme, membuat segalanya boleh dilakukan!�
Sisi paling kelam dari akibat yang ditimbulkan pornografi adalah memicu tindakan kriminal. Seorang sosiolog dari Mills College, Diana Russel mengatakan bahwa di seluruh dunia tengah berkembang wacana �Rape Myth� (Seorang wanita dianggap menyenangi hubungan badan yang dipaksakan). Saat mengkonsumsi tayangan perkosaan, mereka tidak merasa kasihan atau bersalah. Celakanya mereka menterjemahkan rasa sakit yang diperlihatkan para pemeran wanita di film porno tersebut sebagai sensasi yang menyenangkan. Dalam dunia psikologi, perilaku ini dikategorikan sebagai gangguan jiwa. Menyenangi tayangan penyiksaan secara seksual demi memperoleh kepuasan sangat bertentangan dengan norma apapun.
Pemerintah kita telah mengambil keputusan tepat dengan tidak mengijinkan konser Mother Monster bertajuk The Born This Way Ball di Stadion Gelora Bung Karno yang rencananya akan digelar 3 Juni lalu. Harapan kita, pemerintah kita dapat mengambil keputusan yang tepat pula saat menyikapi monster-monster lokal berkedok seni musik dangdut, film layar lebar dan lainnya. Jangan sampai mother monster di seberang benua jelas terlihat tetapi monster lokal di depan hidung luput dari perhatian.
Menyikapi tentang beredarnya ratusan buku bacaan pengayaan pelajaran Bahasa Indonesia untuk sekolah dasar di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, saya berpendapat bahwa penerbit dan penulisnya harus bertanggung jawab. Alasan penerbitan buku pengayaan untuk pendidikan seks sangat tidak relevan dengan kurikulum berkarakter. Juga tidak sejalan dengan kultur dan budaya masyarakat kita. Kita tidak memerlukan pendidikan seks karena kita telah memiliki pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan (PKn), dan lain-lain jauh sebelum kurikulum barat mencanangkan pendidikan seks. Yang perlu pemerintah dan dunia pendidikan lakukan adalah mengupayakan aktualisasi mata pelajaran supaya bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa melupakan jati diri kita sebagai bangsa.

Guru tunggu penempatan

SEBAGAI bapa, saya berasa sangat terkilan dengan jawapan kerani atau pegawai yang menjawab pertanyaan saya mengenai penempatan anak saya yang tamat mengikuti kursus Kursus Perguruan Lepasan Ijazah (KPLI) J-Qaf ambilan Januari 2011. Majlis konvokesyen telah diadakan di Putrajaya pada 10 Julai lalu.
Kalau diikutkan selepas tamat program KPLI ini, sepatutnya anak saya terus ditempatkan di sekolah di mana dia menerima latihan. Namun, ia disekat sementara kerana perlu menghadiri satu temuduga di bawah Suruhanjaya Perkhidmatan Pendidikan (SPP) supaya ditempatkan semula ke sekolah dengan gred DG 41.
Namun sehingga hari ini tiada satu pun kata putus dapat diberikan oleh mana-mana pihak berkaitan selain perkataan 'tunggu'. Baik pihak Kementerian Pelajaran atau SPP hanya memindahkan masalah ini daripada satu pihak ke pihak lain.
Anak saya ini sudah berkeluarga dan sepatutnya dia sudah ada kerja yang dapat menyara hidupnya sekeluarga. Tetapi sebaliknya terpaksa menunggu bagaikan menunggu durian jantan berbuah. Tiada satu pun tanda-tanda pihak Kementerian Pelajaran atau SPP akan memberi tarikh bila penempatan akan dibuat.
Saya ini hanya seorang pesara, tidak mampu untuk menanggung anak saya yang sudah berkeluarga itu. Dia sudah berusaha menjadi guru tuisyen yang hanya menjana pendapatan RM500 hingga ke RM700 sebulan.

Utusan Malaysia Online: 31 Julai 2012

Tingkatkan martabat tingkatan enam

SISTEM pendidikan negara sedang melalui proses penambahbaikan seiring dengan Program Transformasi Kerajaan. Saya melihat ia merupakan satu pendekatan positif untuk dijadikan motivasi kepada kalangan murid dan pelajar yang sedang melalui alam persekolahan, lebih-lebih lagi bagi kalangan pelajar tingkatan enam bawah dan atas (Pra-U bawah dan atas).
Banyak pihak mula membangkitkan mengenai isu kalangan pelajar Pra-U ini yang mula hilang minat untuk meneruskan pengajian mereka kerana beranggapan status mereka tiada bezanya dengan pelajar-pelajar arus perdana, tingkatan satu hingga tingkatan lima.
Mereka merasakan bahawa mereka hanya seperti pelajar sekolah biasa sedangkan mereka melalui kaedah pembelajaran secara semester dan setaraf dengan pelajar yang berada di institusi pengajian tinggi yang lain. Selain itu, taraf Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM) yang bakal mereka miliki patut setaraf dengan diploma yang dikeluarkan oleh institusi pengajian tinggi.
Bagi memastikan keberkesanan sistem pendidikan Pra-U ini agar lebih produktif dan berkualiti, pihak Kementerian Pelajaran telah mengambil pendekatan pro-aktif dengan menyediakan sistem pengurusan yang berasingan dengan sistem pengurusan persekolahan arus perdana.
Ini dibuat melalui pewujudan jawatan khas penolong kanan dan guru-guru khas yang berpengalaman untuk mengajar tingkatan enam. Langkah ini diyakini mampu menghasilkan natijah yang baik untuk masa depan pelajar-pelajar Pra-U.
Sehubungan itu, bagi menarik minat kalangan pelajar-pelajar Pra-U ini untuk meneruskan pengajian mereka, adalah lebih baik jika mereka ini dilayan sebagaimana pelajar yang berada di institusi pengajian tinggi, walaupun pada dasarnya mereka belajar di sekolah biasa.
Berilah peluang kepada kalangan pelajar Pra-U ini untuk menghadiri kelas harian mereka tanpa memakai pakaian seragam sekolah bagi membezakan mereka bukanlah pelajar sekolah arus perdana.
Berilah kelonggaran kepada pelajar ini untuk memakai pakaian yang kemas seperti memakai seluar slack, berkemeja biasa atau baju T berkolar serta berkasut hitam. Yang penting mereka diwajibkan berpakaian kemas sewaktu menghadiri kuliah di kelas.
Jumlah pelajar juga harus ditetapkan dalam kalangan 30 orang dalam satu-satu kelas bagi memastikan tumpuan guru dan murid lebih sempurna demi menghasilkan pelajar yang berkualiti dan terbaik.
Sehubungan itu, pihak Kementerian Pelajaran perlu memastikan jumlah guru yang mencukupi sementara pihak pengurusan sekolah tidak menugaskan guru-guru yang mengajar kelas-kelas Pra-U untuk turut mengajar pelajar-pelajar arus perdana.
Saya sangat yakin, jika langkah drastik ini dapat dilaksanakan secara beransur-ansur, ia mampu menarik semula minat kalangan pelajar Pra-U untuk meneruskan pengajian mereka.
Pada waktu yang sama mampu menjadi motivasi kepada pelajar-pelajar arus perdana untuk meneruskan pengajian mereka dalam pengajian Pra-U atau tingkatan enam bawah dan atas.

Utusan Malaysia Online: 31 Julai 2012

Senin, 30 Juli 2012

Daftar Tempat Pelaksanaan UKG Online

Salam Untuk Guruku, berikut Blog Pendidikan Akan berbagi dengan rekan-rekan guru semua di seluruh Indonesia. tentang daftar tempat pelaksanaan UKG Online tahun 2012. Selain daftar tempat pelaksanaan Blog Pendidikan juga akan menjelaskan bagaimana cara melihat daftar tempat pelaksanaan UKG Online secara online. Yang dijelaskan berikut diambil dari sumber resmi yakni http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id

Berikut cara melihat Daftar Tempat Pelaksanaan UKG Online Di masing-masing Daerah:
1. Silahkan anda klik Link Berikut : Uji Kompetensi Guru
akan tampil halaman seperti di bawah ini:
 
2. Setelah tampil seperti gambar diatas Klik Kriteria
akan tampil halaman seperti gambar dibawah ini:
 
3. Setelah tampil seperti gambar diatas akan ada dua pilihan : yakni PROVINSI dan KAB/KOTA

4. Setelah Pada langkah ke tiga akan tampil daftar tempat pelaksanaan UKG Berdasarkan daerah masing-masing.

Selamat mencoba dan mencari daftar tempat pelaksanaan UKG Online berdasarkan daerah masing-masing. Semoga artikel ini dapat membantu Bapak/Ibu Guru Sekalian.......